MP Asi singkatan dari Makanan Pendamping Asi, adalah beragam makanan
yang bisa diberikan pada bayi ketika usianya telah mencapai 6 bulan lebih 1
hari, setelah genap mendapatkan asi eksklusif selama 6 bulan sebelumnya. MP Asi adalah program lanjutan dari 6 bulan
Asi eksklusif.
MP asi yang akan saya bahas disini adalah MP asi buatan sendiri
(homemade), bukan yang instan seperti yang banyak dijual dengan berbagai merk. Dengan memberikan yang alami, insya Alloh bayi
kita akan lebih sehat dan cerdas.
Sebagus2nya makanan instan, tetap pasti ada pengawet dan pewarnaya. Dan
juga bahan2 yang masuk tubuh sudah pasti tidak dalam kondisi segar. Makanan
instan juga memperberat kerja hati untuk mencerna kandungan kimia seperti
pengawet yang ada di dalamnya.. jadi,, yuk luangkan waktu sejenak, meracik
makanan sendiri untuk buah hati tercinta.. memberikan yang terbaik untuk tumbuh
kembangnya, tidak ada salahnya kan..
Ada beberapa tahap pemberian MP asi, dari pengenalan hingga tahap akhir
yang ingin dicapai yaitu anak sudah bisa makan masakan keluarga biasa seperti
anggota keluarga yang lain di usia 1 tahun.
Tahapan kesiapan pencernaan bayi adalah ; pengenalan karbohidrat,
pengenalan sayur, pengenalan buah, baru terakhir pengenalan jenis2 protein
seperti daging2.
Selain tahapan bahan makanan, yang perlu diperhatikan adalah tahapan
pengenalan tekstur makanan yang makin meningkat seiring pertambahan umur dan
menyesuaikan pertumbuhan gigi bayi yang berbeda satu sama lain. Jadi jangan
sampai, sudah tumbuh 3 ato 4 gigi, makanan yang diberikan masih berupa bubur
lembek, karena bayi tidak akan antusias makan dan makanan dengan tekstur lembek
kurang merangsang pertumbuhan gigi-nya. Pertumbuhan gigi adalah tanda bahwa
bayi siap mengunyah makanan yang lebih ber-tekstur.
Berikut ini tahapan2
pengenalan makan pada bayi :
1. Makanan untuk bayi usia 6-7 bulan (selama 4
minggu pertama)
Pengenalan jenis makanan yang berupa
karbohidrat dulu, seperti bubur susu, bubur tepung beras merah, waloh/labu kukus
yang dihaluskan dan kentang kukus yang dihaluskan.
Untuk tiap jenis makanan baru yang
diberikan, lakukan evaluasi selama 2 hari, yaitu dengan cara, berikan makanan
yang sama selama 2 hari berturut2 dan lihat apakah ada gejala alergi pada anak
atau tidak, terhadap jenis makanan tersebut. Jika tidak maka bisa dilanjutkan,
jika sebaliknya maka hentikan pemberian. Ganti denganyang lain. Alergi bisa
berupa gatal2, ruam2, diare, dll.
Frekuensi pemberian makan umur ini hanya
sebanyak 1 kali dalam sehari, bisa dipagi atau sore hari. Jangan dipaksakan
untuk menghabiskan porsi yang bunda siapkan, karena bayi masih dalam tahap pengenalan.
Dari hanya bisa menghisap puting ke pengenalan gerakan mengunyah makanan.
Cara membuat makanan bayi :
a| Bubur susu ; masak tepung beras dan air
hingga matang. Angkat. Tambahkan susu (ASI) sebagai kuah
b|Bubur tepung beras merah ; sama dengan
bubur susu hanya saja bahannya diganti tepung beras merah. Bisa didapatkan
ditoko2 perlengkapan bayi atau supermarket2. Tepung beras merah organik dengan
merk gasol.
c|Waloh /labu kukus : kukus labu hingga
matang, angkat. Haluskan dan saring menggunakan penyaring teh dan sendok. Berikan
sedikit air jika kurang encer.
d|Kentang kukus : sama dengan cara waloh
kukus/labu kukus.
2. Makanan untuk bayi usia 7-8 bulan.
Biasanya gigi sudah mulai tumbuh 1 atau 2
buah. Pada usia ini sudah bisa dikenalkan bubur dari beras yang sangat lembek (bubur
tim), bukan dari tepung lagi. Dan bisa dicampurkan beberapa jenis sayuran
sebagai pengenalan. Seperti bayam, wortel, brokoli. Potong kecil2 atau
diblender dan dimasak bersama dengan bubur. Hidari dulu sayuran seperti
kol&kubis, karena mengandung semacam zat pengikat magnesium, yang masih
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Frekuensi pemberian makan bisa ditingkatkan
menjadi 2 kali sehari. Dalam tiap masakan yang dibuat, tidak perlu ditambahkan
peyedap rasa apapun, bahkan garam dan gula-pun tidak perlu.
Tidak usah khawatir bayi akan tidak
menyukai rasanya yang hambar. Karena sebenarnya bayi belum bisa mengenali rasa.
Yang dia tau hanya rasa ASI ibunya, jadi bayi tetap akan enjoy saja menikmati
makanannya.
Garam hanya akan memperberat kerja hati dan
ginjal dalam mencerna, sedangkan penambahan gula bisa merusak gigi yang baru mulai
tumbuh.
3. Makanan untuk bayi usia 8-9 bulan.
Pada bulan ini masih bisa diberikan yang
sama dengan makanan tahap sebelumnya, hanya saja ditambahkan menu buah pada
siang hari.
Buah
bisa berupa alpukat, apel, pisang, jeruk bayi, pir, pepaya. Bisa dipotong2
saja, dijus atau dibuat puree buah. Sebagai catatan : Jangan terlalu banyak
memberikan pisang pada bayi, pengalaman saya, malah anak menjadi sembelit,
karena menu sehari makan pisang terus.
Pada usia ini, jika anak rewel atau menolak makanannya, jangan terlalu khawatir, karena sekali lagi, masih proses pengenalan makanan. Jadi wajar kalo masih belum enjoy makan. Jika anak sudah bisa duduk , coba berikan waktu dalam 1 kali jam makan, untuk dia mencoba makan sendiri. Dengan tangannya sendiri. Dampingi dan jangan takut kotor ya bunda.. biarkan saja, toh nanti tinggal dibersihkan setelah acara makannya yg ‘heboh’ itu selesai. Bunda pasti akan terkejut betapa pintarnya anak kita mau menyuapkan makanannya sendiri ke mulut. Jika dia tidak mengerti, coba bunda makan didepannya, biarkan dia mencontoh cara kita makan.
Pada usia ini, jika anak rewel atau menolak makanannya, jangan terlalu khawatir, karena sekali lagi, masih proses pengenalan makanan. Jadi wajar kalo masih belum enjoy makan. Jika anak sudah bisa duduk , coba berikan waktu dalam 1 kali jam makan, untuk dia mencoba makan sendiri. Dengan tangannya sendiri. Dampingi dan jangan takut kotor ya bunda.. biarkan saja, toh nanti tinggal dibersihkan setelah acara makannya yg ‘heboh’ itu selesai. Bunda pasti akan terkejut betapa pintarnya anak kita mau menyuapkan makanannya sendiri ke mulut. Jika dia tidak mengerti, coba bunda makan didepannya, biarkan dia mencontoh cara kita makan.
4. Makanan untuk usia 9-10 bulan.
Menu masih berupa bubur beras tapi jangan
terlalu lembek. Mulailah pengenalan jenis2 protein seperti telur, ikan, daging,
tempe, tahu dan kacang2an.
Semua bahan usahakan hanya dikukus atau
direbus ya bunda.. karena jika digoreng/ditumis, kandungan minyak atau margarin,
kurang baik bagi tubuh bayi. Pengalaman anak teman saya, yang diberi makanan
ditumis, jadinya malah radang tenggorokan.
Pengenalan mulai dari kaldu2 saja dulu,
misal bubur campur sayur bayam, lalu diberi kuah kaldu ayam atau kaldu daging (kaldu
daging ayam, daging ikan dan daging sapi asli ya bunda... jangan kaldu instan)
Setelah lidahnya mengenal,, mulailah dengan
tambahkan daging, ayam, ikan, telur atau tempe/tahu dalam buburnya. Jika kurang
halus bisa diblender.
Frekuensi makan tetap sama, namun jika anak
masih lapar , tambahkan lagi jam makannya tidak mengapa.
5. Makanan usia 10-11 bulan.
Karena pengenalan menu sudah lengkap, makan
pada bulan ini tinggal konsentrasi pada tekstur, yang dibuat semakin mendekati
nasi dan lauk pauk biasa.
Frekuensi
makan bisa ditambah menjadi 3 kali. Buah bisa diberikan di sela2 jam makan. Asi
tetap full diberikan ya bunda.. kapanpun anak kita mau.
6. Pada tahapan akhir, usia genap 12 bulan.
Anak sudah bisa makan seperti anggota
keluarga yang lain,,dengan nasi dan lauk/pauk-nya. Asi tetap diberikan hingga usia 2 tahun ya bunda...^^
*) Camilan
berupa buah, agar2, kue2, biskuit bisa diberikan pada sela2 jam makan ... aneka
krupuk dan camilan kriuk2 tidak saya kenalkan dan berusaha dihindari. Karena selain
tidak sehat, juga mengganngu program makan, karena biasanya anak lebih suka
krupuk-nya daripada makanannya.
Alhamdulillah,, dengan sedikit kerepotan diawal, untuk coba mengenalkan
makanan pada anak saya, kini dia sangat enjoy dengan meal time nya. Bahkan sudah
bisa makan sendiri, dan makan dengan sendok pada usia 1,5 tahun. Lidahnya tidak
pilih2 makanan, dan antusias sekali dengan makanan.
Ada banyak anak yang bahkan melihat makanan saja sudah takut dan lari
menutup mulut, maunya hanya minum dot saja. Pastinya sangat meresahkan
orangtuanya, apalagi kita bundanya... jadi,, sedikit repot melatih makan insya
Alloh akan berbuah manis.
Oia, jangan dibiasakan meng-judge anak susah makan ya bunda... jangan
pula sering mengumpat anak “dasar susah makan..” , “ga bisa diatur..”dsb, hal ini malah akan berdampak psikologis yang
tidak baik pada anak, bahkan kemungkinan bisa menjadi doa lho bund... bukankah
kata2 adalah sebagian dari doa ya??... ^^
lebih baik, jika ditanya “anak kamu gmn? Susah gak makannya??”, jawab
saja “Alhamdulillah,, enggak”. Bukan mengajari bohong lhow.. tapi,, dengan
kata2 dan sugesti yang positif, insya Alloh, nanti akan jadi doa yang
dikabulkan menjadi kenyataan..
Jika suatu saat anak benar2 tidak mau makan, padahal kita sudah
menerapkan semuanya,,coba teliti dulu,, mungkin dia memang masih kenyang, atau
mungkin dia ingin makan bareng ayahbundanya...
Saya kemaren sempat terkejut, saat membaca di twiter, ada bunda yang
mengeluhkan anaknya umur 11 bulan, saat disuruh makan sendiri, tdk mau
memasukkan makanannya ke mulut. Menurut saya,
mungkin dia kurang melihat contoh ayahbundanya waktu makan, jadi tidak mengerti.
Mungkin karena makannya selalu disuapi.
So, usahakan ya ayahbunda.. sesekali makan bersama si kecil, dengan si
kecil makan sendiri, tdk usah disuapi. Lihatlah betapa lucu dan pandainya
dia... ^^
Demikian uraian panjang mengenai MP asi , semata2 ingin berbagi, cara
mengenalkan kegiatan makan pada si kecil, sehingga tidak berdampak traumatis, yang akhirnya,,, dilabeli sebagai anak “susah
makan” deh.... Padahal mungkin kita orang tuanya yang kurang sedikit peka..
Wallahu’alam bishowab
Salam hangat
Ummu sahla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar